LintasPati.Com - Tayu, Kabupaten Pati merupakan pembudidaya nila salin pertama terbesar di Indonesia.
Hal ini disampaikan Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Selamet Soebiakto saat mengunjungi Balai Benih Ikan Desa Dororejo Kecamatan Tayu untuk melaksakan dialog terkait budidaya ikan nila salin. Selasa Siang (31/7).
Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Pati Haryanto, Wakil Bupati Pati Saiful Arifin (Safin), serta pimpinan OPD terkait.
Menurut Dirjen Perikanan Budidaya, Nila Salin di samping rasa dan ukurannyanya yang unggul dari nila biasanya, kelebihan lainnya terletak pada kulit dan sisik Nila Salin yang dapat mengeluarkan bakteri positif penetralisir hama penyakit. "Dan nila salin biasa disebut dengan chicken of the water oleh masyarakat dunia", terangnya.
Lebih lanjut Selamet Soebiakto menjelaskan bahwa Kecamatan Tayu Kabupaten Pati merupakan pembudidaya nila salin secara massal pertama di Indonesia. "Di sini 600 hektar bisa dijadikan lahan untuk budidaya nila salin. Oleh karena itu kita konsen di sini karena Pati termasuk sangat menjanjikan untuk budidaya ikan nila salin. Sarana dan prasarana yang kurang memadai tentunya ke depan akan kami dukung sedikit demi sedikit", imbuhnya.
Setelah menyampaikan sambutannya, Selamet Soebiakto bersama Bupati dan Wabup kemudian menyerahkan secara simbolis bantuan program perikanan budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk Kabupaten Pati berupa bantuan sarana budidaya pada Pokdakan tahun 2017 sebanyak 13 paket senilai Rp 523.267.500,-. Ada pula bantuan budidaya lele sistem biorfok tahun 2017 sebanyak 1 paket senilai Rp 159.623.792,-. Kemudian bantuan alat berat excavator tahun 2018 sebanyak 1 unit senilai Rp1. 146.000.000,-. Terakhir, bantuan benih ikan nila salin, bandeng dan pakan mandiri senilai Rp 161.175.000,-. Bupati Haryanto saat sambutannya menyambut baik program pengembangan nila salin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan ini karena nila salin ini sangat menjanjikan.
"Karena jelas dari segi rasa, tekstur dan ukuran lebih bagus dari nila yang biasa", imbuh Haryanto. (bp/ hms)
0 komentar:
Posting Komentar