Inovasi Tekhnik Pemasaran Terbaru, "Education Marketing"
Nama saya Bagas Trilaksono. Saya seorang staff marketing di salah satu perusahaan fast moving produk terbesar di Indonesia. Selain itu saya juga seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan study sarjana di Bekasi.
Saya membangun sebuah UMKM kecil yang bergerak dalam bidang produksi busana. Berpartner dengan pasangan saya dalam pengelolaan UMKM ini, dan saya memberinya nama ANIFAGREEN.
"Anifa" yang merupakan nama dari pasangan saya dan "green" berati hijau yang ber orientasi pada tumbuh. Dengan logo sederhana bergambar rumah kecil yang menjadi simbol dari visi kami yaitu ANIFAGREEN akan menjadi rumah bagi kami yang akan terus menerus bertumbuh.
Salah satu item dari produk kami adalah batik. Dan batik menjadi item yang sangat kami fokuskan. Kenapa batik?. Ya, karena batik adalah identitas dari sebuah peradaban budaya yang menyimpan banyak kebanggaan. Termasuk saya sendiri yang tidak menginginkan adanya disrupsi pada budaya nusantara dan berimplikasi pada lenyapnya warisan leluhur.
ANIFAGREEN adalah startup pendatang baru dengan teknik pemasaran baru yang berbeda dengan para startup ataupun pelaku usaha lain yang sudah ada . Saya menamakan teknik pemasaran yang saya gunakan ini dengan nama "edukasi marketing". Yang mana berfokus pada penanaman/sugesti kepada masyarakat mengenai brand ANIFAGREEN.
Cara kerjanya hampir sama seperti iklan pada TV, youtube, ataupun spanduk/baleho di jalan. Bedanya, "edukasi marketing" menggunakan media pendidikan sederhana yang menarik untuk menarik perhatian pembaca.
Saya menggunakan akun media sosial seperti instagram dan facebook dalam penyampaiannya. Kami membuat akun dengan logo dan indentitas spesifik dari brand ANIFAGREEN.
Akun ini ber orientasi pada pendidikan sederhana tentang pengetahuan-pengetahuan budaya yang menarik. Setiap hari akun ini akan memposting artikel pendek tentang budaya dari berbagai sumber yang akan dicantumkan. Postingan sengaja kami desain dengan gambar menarik dan sedikit tulisan agar pembaca.
lebih tertarik. Hal ini sesuai dengan psikologi manusia yang lebih suka melihat banyak gambar dari pada banyak tulisan.
Lalu kenapa harus di medsos?, kok bukan dengan membuat web atau blog tertentu seperti akun edukasi lain?.
Moto akun ini adalah "belajar budaya sambil update story". Di era globalisas ini pengaruh budaya luar sangat kuat. Khususnya bagi para milenial yang akan lebih senang mempelajarinya karena dianggap suatu modernitas. Sehingga orang cendrung keberatan jika sengaja harus meluangkan waktu untuk membuka blog/web untuk sesuatu yang menurut mereka kurang menarik. Tetapi dengan kami menggunakan media sosial, kami bisa mensisipkan sedikit demi sedikit pengetahuan budaya ke dalam beranda mereka dan akan tanpa sadar mereka baca.
Ketika masyarakat mulai membaca artikel yang kami posting setiap hari, masyarakat akan dibiasakan melihat brand ANIFAGREEN. Hal ini akan membuat masyarakat selalu ingat brand tersebut dan memudahkan masyarakat dalam menerima produk-produk yang akan kami tawarkan.
Selain sebagai media pemasaran produk UMKM, saya berharap dengan teknik pemasaran yang saya buat ini dapat membantu berbagai program pemerintah dalam pelestarian budaya. Sehingga berbagai bentuk nilai-nilai budaya yang diwarisakan kepada kita tetap bisa kita jaga sebagai identitas bangsa. (*).
0 komentar:
Posting Komentar