Diduga Jadi Korban Perundungan, Siswa MTs Cedera Otak
MMY (13), Seorang siswa Kelas XIII MTs Mathali’ul Falah Karangrejo Kecamatan Pucakwangi diduga mengalami perundungan fisik oleh sesama siswa.
Akibatnya, bagian belakang kepala korban mengalami pendarahan otak yang cukup mengkhawatirkan. Kejadian nahas tersebut menimpanya sepekan lebih yang lalu.
Suwarni (32) ibunda korban menceritakan pada hari kejadian anaknya berada di sekolah untuk mengikuti sebuah kegiatan pada Ahad (24/10) lalu. Dengan kondisi terhuyung-huyung, anaknya pulang ke rumah dan mengeluhkan sakit kepala. Namun ia ragu untuk melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib.
Ketika ditanyai, korban mengaku dipukul oleh siswa berinisial H bersama dengan F dan S yang merupakan kakak kelasnya. Menurut korban, para pelaku kerap melakukan perundungan menjurus kekerasan fisik kepada siswa lainnya ketika meminta uang setoran.
“Tak lama kemudian anak saya pingsan selama dua jam. Sebab khawatir, kami langsung membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa dokter. Setelah di scan kepala, ternyata ada pendarahan di dalam pada bagian kepala,” terangnya.
Suwarni mengaku terkejut dengan kejadian yang menimpa anaknya. Pasalnya anak lelaki dari keluarga sederhana tersebut dikenal pendiam. Kasus dugaan kekerasan kemudian dilaporkan kepada pihak sekolah. Namun ia mendapatkan jawaban kurang memuaskan dari kepala sekolah. Pihak sekolah menilai hal itu sekedar kenakalan biasa.
“Anak saya masih belum pulih. Dia seperti linglung dan kehilangan sebagian fungsi ingatannya. Menyebut angka satu sampai sepuluh saja tidak lancar. Saya menuntut keadilan untuk anak saya. Saya tidak tahu para pelaku disanksi atau tidak. Sebab saya belum pernah diundang mediasi,” imbuhnya.
Di pihak lain, Kepala MTs Mathali’ul Falah Lasno menyatakan masalah tersebut telah selesai dengan cara kekeluargaan. Tanpa kehadiran keluarga korban, ia mengaku telah mengumpulkan para pelaku dan saksi untuk dimintai keterangan. Pihaknya telah memberikan peringatan kepada para pelaku agar kasus serupa tak terjadi.
Ia memang membenarkan terjadinya pemukulan. Namun menurutnya kejadian itu hanya keisengan dari para pelaku dengan tindak pemukulan ringan. Meskipun hasil CT Scan RSUD Soewondo Pati menyebutkan korban mengalami pendarahan interfalks. Ia meminta keluarga korban tidak membesar-besarkan masalah.
“Bentuk tanggung jawab kami dengan memberikan santunan kepada korban senilai 2,4 juta rupiah. Kami anggap masalah sudah selesai,” tutupnya.
(*/sy/ma).
0 komentar:
Posting Komentar